Ridwan Kamil Akan Sediakan Zona PKL di Masjid Raya Al Jabbar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan akan menyediakan tempat para pedakang kaki lima (PKL) di sekitar Masjid Raya Al Jabbar. Sejak Sabtu (7/1/2023) penertiban mulai dilakukan terhadap PKL yang masih berjualan tidak di zona PKL. "Zona PKL itu sudah disiapkan, silakan dimanfaatkan," ujarnya.
Untuk zona PKL ini, kata Emil, pihaknya akan memprioritaskan diisi warga sekitar masjid. "Berdagang boleh, tapi diatur dan didahulukan untuk penduduk lokal. Tapi setelah didata kebanyakan ternyata bukan penduduk lokal.PKLyang dadakan datang dari mana mana," ujar Kang Emil. Ia berharap, pengunjungMasjidRayaAlJabbardapat selalu menjaga kebersihan, ketertiban, dan mengutamakan kegiatan ibadah sebelum aktivitas lainnya.
"Imbauan kepada warga, mari jaga kebersihan dan ketertiban. Ingat ini tempat ibadah, rumah Allah, maka salat dulu baru lainnya bukan lainnya dulu baru salat," ujarnya. Terkait kepadatan arus lalu lintas yang masih terjadi di sekitar masjid, Kang Emil mengatakan, berbagai upaya tengah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah dengan menambah akses masuk. "Jadi jangan semua datang dari Cimincrang, silakan datang dari Gedebage selatan," ujarnya.
Kang Emil mengatakan, perbaikan juga tengah mereka lakukan pada akses dari KM 149 Tol Purbaleunyi. "Jika perbaikan sudah selesai, pengunjung yang menggunakan kendaraan roda empat akan diarahkan akses masuknya melalui KM 149. Jadi nanti kendaraan roda empat masuknya dari tol," sebut Kang Emil. Selain tempat beribadah,MasjidRayaAlJabbarkini juga menjadi destinasi wisata dan edukasi yang menarik. Tak hanya museum sejarah Islam di Indonesia dan Jabar, di kompleks masjid ini juga terdapat taman taman bertema sejarah Nabi dan Rasul yang mengeliling bangunan utama.
Masjid Al Jabbar juga memiliki interior dan artwork yang memesona dan memberikan pengalaman luar biasa kepada pengunjung. Salah satunya, simbol identitas 27 kabupaten/kota yang melekat di pintu pintu masjid. Menurut Kang Emil, simbol tersebut tidak hanya menggambarkan identitas Provinsi Jabar, tetapi juga bertujuan agar seluruh masyarakat Jabar merasa dekat denganMasjidAlJabbarmeski berlokasi di Kota Bandung. Principal Architect LABO, Deddy Wahjudi, yang terlibat mendesain artwork interiorMasjidAlJabbarmenuturkan bahwa ada sentuhan tangan perajin perajin di Indonesia, termasuk Jabar, dalam menyempurnakan detail detail artworkMasjidAlJabbar. Hal itulah, salah satunya, yang membuat pengunjung masjid mendapatkan pengalaman mengesankan.
Menurut Deddy, lanskap Kota Bandung yang terlihat dari Masjid Al Jabbar juga akan membuat pengunjung semakin takjub. Sebab, pengunjung dapat melihat bangunan megah sekaligus keindahan alam dalam satu lokasi. Lebih dari sepekan setelah peresmiannya, minat pengunjung ke Masjid Raya Al Jabbar masih tetap tinggi, Minggu (8/1). Jalan di sekitarMasjidRayaAlJabbartetap mengalami kemacetan, walaupun tidak semacet, Jumat (6/1).
Warga di sekitarMasjidRayaAlJabbarmenyediakan kantong kantong parkir di lahan lahan kosong atau halaman bangunan mereka bagi kendaraan pengunjung. Ini membuat kemacetan lalu lintas dapat sedikit teratasi karena pengunjung tidak naik turun kendaraan di satu titik. Arus lalu lintas, kini juga diatur sedemikian rupa sehingga Jalan Cimincrang tidak terlalu padat, dengan memberlakukan satu arah, kanalisasi, dan pengalihan arah. Akses lewat Summarecon pun dibuka walaupun kondisi jalannya belum diaspal.
Hanya saja, banyaknya pedagang kaki lima di pinggir jalan sampai kawasan parkir dan taman masjid, membuat gerak pengunjung yang berjalan kaki terhambat. Belum lagi menyebabkan ceceran sampah di banyak tempat, terutama taman.,